Wahai Pemuda, Harapan itu Masih Ada



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHPOz355-bc_-wfEl9e7Cz21sg1-BD0mSYyaTVqZ_kIURaTKkBp0eWRnj0H7Dem_scxDiPL-d3ESm8lKySlPTgkAdxFfjfwzGfo-pz_oi6Pz_tshUme5uJnca22UnSy9TfnJIffQhmCRpu/s1600/5266406828_724a0efbaa_b.jpg
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan bentang alam 5.120 km2 di sepanjang garis katulistiwa. Terdiri atas 17.504 pulau dan memiliki perairan seluas 93.00 km2. Indonesia juga kaya akan sumber daya alam, baik sumber daya alam yang dapat diperbaharui (reneweble) seperti air, tanah, tumbuhan dan hewan maupun sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (unreneweble) seperti minyak bumi, timah, perak, emas, dan bahan tambang lainnya.
            Iklim Indonesia adaah iklim tropis, sehingga sangat cocok untuk flora dan fauna berkembang biak. Jenisnya pun beraneka ragam. Sehingga sangat wajar jika dunia menjuluki  Indonesia sebagai negara Megabiodiversity.
Kelaparan di Lumbung Padi
            Bagaikan bercermin di air yang keruh, fakta tentang kekayaan Indonesia diatas tidak menggambarkan realita kehidupan masyarakat yang tinggal di dalamnya. Per September 2012 lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan ada sekitar 28,59 juga warga indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan, 11,60 % dari total warga negara Indonesia. Hal tersebut membuktikan bahwa kekayaan alam Indonesia yang melimpah itu, ternyata hanya mengalir pada segelintir orang tertentu. Hanya orang yang mempunyai modal banyak dan jabatan tinggi lah yang bisa menikmatinya. Seharusnya, kekayaan alam Indonesia adalah milik seluruh warga negara Indonesia.
Inilah produk dari sistem Ekonomi Kapitalis yang berakar kuat di bumi pertiwi kita saat ini. Sehingga sangat tepat slogan “Yang Kaya Makin kaya, Yang Miskin Makin Miskin” untuk menggambarkan kondisi masyarakat Indonesia. Dengan produk utamanya pula yakni Bunga atau lebih tepatnya dipanggil Riba, sistem kapitalis makin menjerat rakyat miskin di Indonesia. Ironis sekali, rakyat Indonesia seakan kelaparan di dalam lumbung padi.
Cahaya di Gelapnya Malam
            Islam adalah Rahmatan Lil ‘Alamin, rahmat bagi semesta alam. Kehadirannya merupakan karunia terbesar yang ditunggu umat manusia. Islam akan menjawab segala permasalahan yang dialami manusia. Termasuk permasalahan sistem ekonomi yang hari ini membawa Indonesia ke jurang kesengsaraan.
            Meskipun telah ada sejak zaman Rasulullah, sistem penyelamat ini nampaknya telah dilupakan oleh manusia akibat kekalahan Islam di masa lampau. Namun sekarang sudah hadir kembali di tengah-tengah kita saat manusia telah dibuat sekarat oleh sistem ekonomi kapitalis. Sistem ekonomi penyelamat ini adalah Ekonomi Islam. Kedatanganya membawa cahaya, menerangi gelapnya malam bagai rembulan. Memberi petunjuk arah bagi orang-orang yang tersesat dan memberi ketentraman kepada semua orang.


Bangkitlah Wahai Pemuda !!!
            Telah banyak dikisahkan dalam Al-Qur’an tentang perjuangan para pemuda menegakkan kalimatullah dan menghancurkan kedzaliman-kedzaliman yang ada. Nabi Musa misalnya, Rasul yang dikenal kritis ini, bersama kaumnya menentang kesesatan dan kedzaliman yang diaktori oleh Fir’aun. Dengan semangat mudanya serta atas bantuan Allah, Nabi Musa dapat membinasakan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya. Serta terdapat kisah para pemuda yang melawan kedzaliman yang Allah abadikan dalam surat Kahfi.
            Pemuda adalah aset berharga suatu bangsa untuk menyongsong peradaban yang gemilang. Pemuda juga selalu menjadi tonggak dalam setiap sejarah manusia.
            Di tengah terpuruknya Indonesia akibat sitem perekonomian yang didominasi oleh sistem Kapitalisme, para pemuda mencoba untuk menjadi the Leader of Change. Dengan keyakinan bahwa Ekonomi Islam adalah satu-satunya solusi yang dapat mengubah Indonesia menjadi lebih baik, terbentuklah FoSSEI atau Forum Silaturahim dan Studi Ekonomi Islam. Dengan harapan dapat memasivkan Ekonomi Islam ke seantero Indonesia demi membangun kesadaran kepada rakyat Indonesia bahwa Ekonomi Islamlah yang akan menjadi penyelamat bangsa ini.
            Pemuda Indonesia memang seharusnya terus bergerak dan tetap menggaungkan perubahan untuk mengantarkan Indonesia kepada masa puncak kejayaanya.
Harapan itu Masih Ada
            Perubahan merupakan suatu keniscayaan, tinggal bagaimana kita menyikapinya. Kemauan yang kuat serta kerja-kerja nyata akan dapat mewujudka perubahan yang diinginkan. FoSSEI selama ini telah melakukannya, sehingga berbagai perubahan mulai nampak dan akan terus menjadi penggerak perubahan. –insyaallah- . Meskipun masih banyak tugas yang harus diemban, berbagai tantangan dan rintangan yang harus diterjang, serta permasalahan-permasalahan yang harus diselesaikan.
Ingat, Allah tidak menilai hasil dari suatu pekerjaan. Tapi Allah menilai perjuangan atau proses dalam perjalanannya. Meski terasa berat untuk merubah sistem ekonomi yang telah berakar kuat selama berabad-abad ini dan meski merasa diri seakan tidak mempunyai daya dan upaya. Teruslah berjuang, karena Harapan itu masih ada.
“ Janganlah kamu bersikap lemah,dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman” (QS. Ali Imran [3] : 139)
Selama mata hari bersinar
Selama kita terus berjuang
Selama kita satu berpadu
Jayalah negeriku, jayalah.
Bangkitlah negeriku
Harapan itu masih ada
Berjuanglah bangsaku
Jalan itu masih terbentang
Wallahu a’lam bisshawab

Oleh: Ahmad Hambali
KSEI SEFiS
Universitas Trunojoyo Madura

0 komentar: