Sebening Akhlak Ekonom

Oleh : Istikanah (Srikandi FoSSEI JATIM)

           Islam memandang ekonomi sebagai vitalitas dalam sendi kehidupan karena Islam menilai bahwa harta itu merupakan salah satu daripada lima keperluan asas dalam kehidupan. Lima keperluan asas (maqashid syariah) itu ialah: Agama, Jiwa, Akal, Nasab Keturunan dan Harta.
Islam merupakan risalah akhlaqiyah dan tamadun Islam, yang merupakan tamadun akhlaqiyah. Seluruh misi dan risalah Nabi Muhammad s.a.w. mengandungi unsur akhlak. Bahkan baginda telah mendefinisikan risalahnya dalam sabdanya: 
“Sesungguhnya (tujuan) aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak dan budi pekerti yang mulia”
       Kemudian  Allah s.w.t. menegaskan kebenaran sabda tersebut dengan menurunkan ayat al-Quran yang memuji keluhuran budi pekerti Baginda SAW dalam QS Al Mulk :4
“Sesungguhnya engkau (Muhammad) memiliki budi pekerti yang agung.”
Akhlak ibarat cermin, yang memantulkan sisi murni dari sang empunya, cerminan atas kondisi secara utuh. Begitupula akhlak, akhlak yang bening akan mampu merefleksikan paradigma dan kebiasaan seseorang. Seluruh segi kehidupan Islam tidak boleh dipisahkan daripada akhlak dan budi pekerti. Ilmu pengetahuan, politik, peperangan dan ekonomi semuanya berkaitan secara rapat dengan akhlak dan budi pekerti. Ilmu pengetahuan tidak akan memiliki nilai jika tidak disertakan dengan akhlak yang mulia dan budi pekerti yang baik. Itulah sebabnya mengapa Rasulullah SAW pernah memohon perlindungan Allah daripada ilmu yang tidak bermanfaat yaitu ilmu yang tidak disertai dengan akhlakul karimah.
         Sebagaimana ilmu pengetahuan, politik dan perang tidak boleh dipisahkan daripada akhalk, maka demikian pulalah ekonomi. Jika kita memperhatikan sistem ekonomi positif (sekular), barangkali orientasi dari sistem-sistem tersebut hanya terkait dengan usaha untuk memperoleh kekayaan sabanyak-banyaknya. Bukan terkait dengan orientasi takaful (saling menolong).
           Akhlak merupakan salah satu unsur-unsur yang paling utama dalam ekonomi Islam. Unsur ini begitu penting sehingga tak ayal jika Ekonomi Islam didefinisikan sebagai ekonomi yang berakhlak. Seluruh aspek dalam ekonomi bersatu padu dengan nilai akhlak dan budi pekerti yang baik. Allah tidak membenarkan seseorang untuk memperolehi harta dengan cara yang batil untuk memakmurkan masjid atau rumah-rumah kebajikan. Sebab Allah itu suci dan baik dan Allah hanya menerima perkara-perkara yang suci dan baik pula.
         Nilai moral Islam menghubungkan antara individu dengan masyarakat, dengan menyeimbangkan antara kebebasan individual dan tanggungjawab sosial. Islam mendorong pencapaian tujuan sosial-nya dengan menekan permintaan yang berlebihan terhadap sumber daya yang terbatas. Menjalankan perilaku ekonomi secara bermoral mendorong pasokan altruisme, namun disaat yang sama Islam mengizinkan tujuan self-interested sehingga permintaan altruisme tetap terjaga (Pratikto, 2012).
         Islam memerintahkan kita untuk mengembangkan harta dengan cara yang shar'i, bukan dengan menipu, mengamalkan riba atau merampas harta orang lain dengan cara yang batil. Islam juga memerintahkan kita untuk membelanjakan harta yang kita perolehi dalam perkara-perkara yang benar dan baik sahaja. Sebab harta itu merupakan harta Allah dan ia hanya boleh dibelanjakan sesuai dengan kehendak daa peraturan Allah saja. Ekonomi yang bertumpu kepada akhlak tidak akan mengorbankan nilai-nilai murni demi mencapai keuntungan materi. Sebaliknya ia akan mengorbankan keuntungan materi demi mencapai akhlak dan budi pekerti yang luhur.

0 komentar:

Microfinance Syariah Strategi Mengembangkan Agribisnis di Indonesia



Oleh : Puji Astutik (Sekretaris Umum FoSSEI Reg. Jatim)

Sektor agribisnis merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan namun,  mayoritas pelaku bisnis agribisnis di Indonesia adalah sektor mikro. Untuk mencapai derajat kesejahteraan perekonmian hendaknya bangsa ini mampu mengembangkan potensi sektror agribisnis terlebih sektor mikro untuk memiliki daya saing dengan luar negeri. Tak dapat dipungkiri, sektor usaha kecil merupakan sektor yang sangat potensial dalam mempercepat laju pembangunan nasional. Hal ini terbukti dengan penyerapan tenaga kerja yang mencapai 110.880.154 jiwa di tahun 2012 yang meingkat sebanyak 5,83% dari tahun sebelumnya. Tidak hanya itu sektor usaha kecil, mikro dan menengah memberikan kontribusi yang cukup besar bagi PDB Indonesia. Kontribusi tersebut meningkat dari tahun 2011-2012 sebesar Rp 2.579.388,40 Milyar menjadi Rp 2.951.120,60 Milyar.  Jika kita lihat dari jumlah unit usaha, menurut data dari Menteri koperasi dan UKM pada tahun 2011 mencapai 54.559.969 unit dan meningkat di tahun 2012 sebanyak 56.534.592 unit. Dari jumlah tersebut, usaha mikro terbesar berasal dari sektor agribisnis.
Tabel 1. Jumlah Unit Usaha Berdasarkan Sektor Ekonomi
Jenis Usaha
2011
2012
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
26.635.044
27.063.839
Pertambangan dan Penggalian
671.440
681.982
Industri Pengolahan
3.588.937
3.689.246
Listrik, Gas dan Air Bersih
423.222
423.304
Konstruksi
897.996
1.022.803
Perdagangan, Hotel dan Restoran
14.800.996
15.596.228
Pengangkutan dan Komunikasi
3.598.647
3.872.942
Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan
1.382.629
1.444.075
Jasa – jasa
2.561.894
2.740.173
Jumlah
54.560.805
56.534.592
Sumber : Menegkop & UKM, 2013 (www.depkop.go.id)

Menurut Atika (2013) sektor agribisnis tidak hanya meliputi sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan dalam sisi on farm (budidaya) tetapi juga dari sisi off farm (perindustrian dan perdagangan). Dari tabel tersebut di atas dapat kita kaji, bahwa sektor usaha agribisnis memberikan peran yang cukup besar bagi pengembangan usaha mikro di Indonesia. Menurut Drajad dan Ario (2003) Agribisnis mampu memenuhi prasayarat – prasyarat dalam pemulihan ekonomi Indonesia yaitu pemilihan strategi pembangunan ekonomi yang dapat merangsang produksi domestik pada sektor-sektor terkait, dan memiliki multiplier pendapatan dan kesempatan kerja yang tinggi. Selain itu agribisnis juga berpotensi sebagai engine of growth dalam perekonomian nasional. Mengingat kondisi skala usaha yang terbatas ini, Jenis usaha ini sering beroperasi dalam ruang yang sempit untuk mencapai tujuan mereka. Oleh karena itu, mereka praktis membutuhkan dukungan dan sumber daya dari agen-agen eksternal seperti dari kerabat dan teman-teman, institusi pendukung (bank dan lembaga keuangan lainnya, agen untuk inkubasi usaha kecil, dan peraturan pemerintah), atau perusahaan lain (Urban et al, 2000;. Wattanapruttipaisan, 2002 ; Beaver, 2002; Roxas et al, 2007).
Berkaitan dengan struktur pembiayaan, sektor ini mempunyai permasalahan internal pada kelemahan odal dan kurangnya akses petani terhadap lembaga keuangan. Hal ini disebabkan usaha agribisnis  mikro merupakan jenis usaha yang tidak bankable. Padahal jika dilihat dari kinerja sektor agribisnis itu sendiri mampu memberikan kontribusi yang nyata pada perekonomian. Oleh karenaitu perlu dukungan lembaga keuangan mikro syariah dalam menghadapi sistem permodalannya. Dalam hal ini, microfinance merupakan lembaga keuangan yang sesuai dengan karakter sektor agribisnis. Jika dilihat secara konseptual, micofinance mempunyai dua tujuan utama yang erat kaitannya dengan UKM. Tujuan tersebut adalah untuk tujuan komersial dan pengembangan masyrakat. Sebagai LKM target dari microfinance adalah menurunkan tingkat kemiskinan, memberdayakan wanita dan kelompok masyarakat yang terpinggirkan, menciptakan lapangan pekerjaan serta mengembangkan usaha nasabahnya yaitu usaha kecil menengah (UKM) (Buchori,2003).
Meskipun demikian, dari sisi pemodal, membiayai sektor agribisnis penuh dengan resiko diantaranya (1) resiko reputasi yang mana sektor ini banyak beroperasi secara informal dengan kemampuan manajerial rendah sehingga di anggap sulit menentukan penentuan dalam evaluasi 5C (character, capacity, collateral, capital, condition ) sebelum pembiayaan. (2) resiko operasi, resiko ini timbul dari karakter UKM yang melahirkan biaya tinggi akibat dari proses screening dan monitoring yang harus dilakukan oleh lembaga pembiayaan.[1] Sehingga kita memerlukan modal sosial sebagai jaminan pembiayaan kolektif untuk memperkecil resiko dan mengembangkan kapasitas sumber daya insani dikalangan sektor tersebut dalam mengakses pembiayaan.  Sedangkan dengan menganalisis faktor internal dan ekternal dari lembaga Keuangan Syariah (LKS), Wulandari (2004) mengemukakan strataegi pengembangan adalah dengan meningkatkan pemahaman umat Islam terhadap ajarannya dan memanfaatkan fatwa MUI tentang haramnya riba, memasukkan sektor agribisnis dalam portofolio kredit secara signifikan yaitu memperbesar pendanaan, menyediakan pola pendanaan yang berbeda berdasarkan subsektor kegiatan (pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan) dan memberlakukan sistem pendanaan dengan merediksi jadwal panen serta  memperkuat struktur kelembagaan.
Microfinance syariah merupakan pilihan utama dalam mengembangkan sektor mikro dalam agribisnis ini karena di dalam fungsi microfinance terdapat fungsi sosial dan pembangunan terhadap masyarakat yang lemah. Sehingga dalam hal ini, microfinance  syariah  perlu meningkatkan perannya terhadap sektor agribisnis untuk menembangkannya dari sisi pembiayaan. Karena prinsip utama dalam  ekonomi syariah adalah bagaimana kita mampu menciptakan pemerataan dan bukan sekedar pertmbuhan semata tentunya dengan pinsip ta’awun sesama umat yag bertanggung jwab sesuai etika bisnis Islam yang semestinya.



[1]Faisal,Yudi Ahmad, 2013, Keuangan Syariah dan Industri Kreatif : Eksplorasi Framework Konstruktif dalam Mengakselerasi Industri Perbankan Syariah, Bahan – bahan terpilih dan Hasil Riset Terbaik. Bank Indonesia

0 komentar:

Rapat Kerja Regional FoSSEI Jawa Timur 2013 di Kabupaten Santri, Pasuruan


Agenda kelanjutan dari suksesi kepemimpinan FoSSEI di seluruh Indonesia terus berjalan. Tak terkecuali di Jawa Timur. Rapat Kerja Regional (Rakereg) Forum Silaturahim dan Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) Jawa Timur yang merupakan agenda turunan setelah Rapat Kerja Nasional (Rakernas) FoSSEI di Kaliurang, D.I. Yogyakarta adalah pertemuan dari pejabat-pejabat KSEI (Kelompok Studi Ekonomi Islam) se Jawa Timur. Rakereg kali ini mengusung tema “Akselerasi Pembumian Islam di Bidang Ekonomi Melalui Kemandirian Keuangan, Penguatan Jaringan dan Keilmuan”. Di sana diadakan pembahasan mengenai program selama satu periode yang akan dilakukan oleh FoSSEI Jawa Timur. Tentu saja dengan tidak keluar dari koridor visi, misi, tujuan, dan amanat yang telah dirumuskan oleh FoSSEI Nasional dan Rakernas di Jogja September 2013 silam.
Rakereg FoSSEI Jatim sendiri dilangsungkan pada tanggal 25-27 Oktober 2013 di Universitas Yudharta, Komplek Pondok Pesantren Ngalah, Pasuruan, Jawa Timur. Kesahajaan lingkungan Universitas Yudharta yang mengusung semangat multikulturalisme tersebut lantas menyambut beberapa para peserta Rakereg yang datang pada hari Jum’at sore dan malam 25 Oktober 2013. Penyambutan sendiri dilakukan oleh panitia pelaksana dalam hal ini KSEI HIMAESY (Himpunan Mahasiswa Ekonomi Syariah) Universitas Yudharta selaku tuan rumah serta Muhamad Nadhirin, Kordinator Regional FoSSEI Jawa Timur terpilih 2013/2014.
Keesokan harinya, Sabtu 26 Oktober 2013, rangkaian awal Rakereg dibuka dengan acara seminar ekonomi syariah yang bertemakan “Outlook Perkembangan Lembaga Keuangan Islam di Jawa Timur 2013”. Bertempat di Aula Pancasila, Universitas Yudharta, seminar berlangsung meriah dengan jumlah peserta yang membludak hingga lebih dari 100 orang. Sebagai pembicara utama, dihadirkan Bapak Ahmad Mujais Suhud selaku Pembina dari Koperasi Pandawa Malang. Sementara itu moderator dihandle oleh Muhammad Saddam, mantan Presdium Nasional V FoSSEI Bidang Kaderisasi dan Keilmuan FoSSEI tahun lalu, yang kini juga masih berkecimpung dalam aktivitas kekonomi-Islaman. Materi yang disampaikan dalam seminar tersebut sangat  menarik dan mengesankan bagi peserta. Intinya adalah, aktivitas ekonomi Islam sesungguhnya akan teraplikasi secara nyata dengan langkah konkret para pelakunya turun langsung ke lapangan. Tataran kajian ekonomi Islam yang terkesan melangit saat ini semestinya dapat dibumikan agar kesejahteraan dunia yang sering digaungkan berujung nyata pada kesejahteraan akhirat (falah).
Malam harinya kemudian diadakan sarasehan antar KSEI se Jatim yang terasa spesial karena forum tersebut dipimpin langsung oleh Presidium Nasional IV FoSSEI Bidang Pengembangan Regional, Malthufullah Mu’asyir. Malthuf sedikit banyak menjelaskan soal apa itu FoSSEI dan KSEI serta kaitannya dengan tugas, pokok, dan fungsinya masing-masing.
Hari Ahad besoknya 27 Oktober 2013, berlangsung acara inti yakni Rapat Kerja Regional FoSSEI Jawa Timur. Dimulai pagi hari pukul 08.00 WIB, agenda pertama adalah pemilihan kembali kordinator komisariat (Kokom) FoSSEI yang ada di wilayah Malang Raya, Ponorogo, Surabaya, dan Kediri. Setelah kokom dari masing-masing wilayah terpilih, agenda berlanjut dengan pemaparan program kerja (proker) dari masing-masing departemen yang ada di FoSSEI Jatim yakni, Kordinator Regional, Sekretaris Umum, Bendahara, Srikandi, HRD, PR, dan Media. Serta pelantikan Badan Pengurus Harian FoSSEI Jatim periode 2013/2014 oleh Presdium Nasional IV FoSSEI, Malthuf.
Fokus utama dari kinerja FoSSEI Jatim periode ini adalah penguatan sumber daya yang ada di KSEI di Jatim dengan mengutamakan kajian-kajian intensif tentang ekonomi Islam. Serta peleburan departemen RnI ke dalam HRD yang bertugas sebagai departemen pengaderan juga keilmuan. Selain itu, pengembangan regional ditanggungjawabkan kepada tiap BPH FoSSEI Jatim. Hal ini dilakukan agar kontrol terhadap tiap komisariat dapat optimal dan minim hambatan.
Dalam Rakereg tersebut juga hadir Eka Adi selaku mantan Koreg FoSSEI Jatim tahun lalu, Pram selaku BPH FoSSEI Jatim tahun lalu, serta Om Jin, KaFoSSEI Jatim yang selama ini terkenal dengan sepak terjangnya dalam pengembangan dunia keFoSSEIan di Jawa Timur.

Selain itu, terdapat agenda pengesahan KSEI baru untuk menjadi anggota FoSSEI, yakni KSEI dari STIE Banyuwangi. Siang hari setelah duhur, agenda selesai. Ditutup dengan pembacaan doa, maka rangkaian acara Rakereg FoSSEI Jatim yang terdiri dari seminar dan rapat kerja tersebut berakhir.
FoSSEI Jawa Timur, #JOSS ! 

0 komentar:

Koperasi dan Pemuda

METAMORFOSA KOPERASI INDONESIA MELALUI MODEL SERASI BERDAYA, ALTERNATIF PEMBERDAYAAN PEMUDA DAN JATIDIRI EKONOMI BANGSA
Oleh : Muhamad Nadirin (105020100111085)
Jurusan Ilmu Ekonomi, Fak. Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya, Malang
Dipresentasikan dalam final Lomba Esay Kisah Muda di FIA UB tgl 22 November 2013
Dan berhasil meraih Juara Pertama

Sudah enam puluh delapan tahun Negara ini merdeka. Tapi apakah ekonomi kita sudah merdeka?

Belakangan ini istilah Social Entrepreneurship sering diperbicangkan di bebagai forum. Social Entrepreneurship semakin popular teruama setelah salah satu tokohnya, Muhammad Yunus, pendiri Gramen Bank di Bangladesh, mendapatkan hadiah Nobel pada 2006. Sejak saat itu sepertinya geliat ekonomi berbasis kewirausahaan mulai bangkit kembali setelah hampir satu dekade mati suri khususnya di negeri berkepulauan ini. Apalagi dengan jumlah penduduk lebih dari 240 juta, rasanya banyak potensi yang belum dimaksimalkan.
Zadek dan Thake(1997) mendefinisikan Social Entrepreneurship sebagai drive untuk menciptakan niai sosial, bukan kekayaan pribadi dan pemegang saham. Robinson et al (2009) mengatakan, Social Entrepreneurship telah menjadi fenomena global yang berdampak bagi masyarakat, yakni dengan pendekatan inovatif mampu memecahkan masalah-masalah sosial, seperti kemiskinan dan keterbelakangan. Jadi, social entrepreneurship merupakan modifikasi dari konsep kewirausahaan yang ada selama ini.
Rasa-rasanya, Social Entrepreneurship bukan barang baru di negeri ini. Sejatinya, koperas yang bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya adalah aplikasi nyata dari social entrepreneurship itu. Sayangnya, kondisi perkoperasian di Indonesia berada di ujung tanduk. Jumlah Koperasi yang terdaftar di Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan kenaikan, kini mencapai 177 ribu unit. Namun, dalam kenyataannya, semakin banyak koperasi yang tumbuh semakin banyak pula yang tidak aktif. Setidaknya tercatat 25 persen berstatus tidak aktif.
more »

0 komentar:

RAKERREG TELAH TIBA

Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) sebagai sebuah organisasi pergerakan yang mempunyai visi pada tahun 2030 menjadi organisasi pergerakan mahasiswa dalam bidang Ekonomi Islam yang unggul, kompeten, profesional dan kontributif, organisasi ini selalu berupaya untuk mengimplementasikan fungsinya dengan tetap mengacu pada visi, misi, dan keorganisasian FoSSEI itu sendiri. Misi dari FoSSEI sendiri sebagai arahan pelaksanaan ke depan ada tiga, diantaranya:
1. Membumikan ekonomi Islam.
2. Memberdayakan dan mengembangkan sistem ekonomi Islam dalam tataran keilmuan dan aplikasi.
3. Menjalin ukhuwah islamiyah antara KSEI (Kelompok Studi Ekonomi Islam) dan lembaga sejenis dengan berusaha membangun budaya Islamiyah, Ilmiah, dan Profesional.

FoSSEI sebagai fasilitator pergerakan dakwah ekonomi Islam di Indonesia selalu berupaya meningkatkan kapasitas dan kerjasama para aktivis Ekonomi Islam dengan program-program khusus yang akan menjadi sarana pencapaian perjuangan yang berkualitas. Implementasi pengelolaan organisasi FoSSEI, menerapkan tiga karakteristik yaitu dakwah, ukhuwah, dan ilmiah. Ketiga karakter inilah yang mendasari program kerja dan juga mekanisme baik secara konsep maupun teknis pelaksanaan.

Dalam rangka merealisasikan visi dan misi sebagaimana telah dijelaskan tentunya diperlukan tatanan kerja yang efektif dan efisien serta adanya jalinan silaturahim dan komunikasi antar anggota FoSSEI yang tersebar di seluruh Indonesia khususnya Regional Jawa
Timur. Tatanan kerja yang disiapkan oleh FoSSEI akan dibahas di dalam rapat kerja regional (RAKERREG) FoSSEI. Dalam pelaksanaannya, RAKERREG dihadiri oleh pengurus nasional, seluruh penggurus dan anggota regional Jawa Timur maupun komisariat hingga tingkat Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI).

Kegiatan tahunan ini menjadi kegiatan yang berisikan rangkaian agenda program kerja dan pelantikan struktural organisasi FoSSEI Regional Jawa Timur. Untuk meng optimalkan rangkaian kegiatan di RAKERREG, maka kami mengangkat Tema “Akselerasi Pembumian
Islam di Bidang Ekonomi Melalui Kemandirian Keuangan, Penguatan Jaringan dan Keilmuan”.

Download Proposal undangan disini :

0 komentar:

Sarasehan FoSSEI Jawa Timur

Nuansa indahnya bulan Syawal terasa begitu menyejukkan ketika pagi itu. Acara Silaturrahim dan Sarasehan dengan segenap Badan Pengurus Harian(BPH)FoSSEI Jatim, BPH KSEI dan Alumni berlangsung cukup meriah. Dimulai pukul 9.45 WIB, acara yang bertenpat di Gazebo Fakultas Kedokteran Univ. Brawijaya ini merupakan langkah awal bagi periode kepengurusan FoSSEI Regional Jatim yang baru.

Dalam suasana yang sederhana namun penuh kekeluargaan acara tersebut dibuka dengan pembacaan ayat suci al-qur’an. “Harapannya kedepan jalinan ukhuwah diantara KSEI-KSEI semakin kokoh sehingga dapat bersinergi karena esensinya Motor penggerak FoSSEI adalah KSEI itu sendiri,” ungkap Akh. Akhmed selaku Koordinator Alumni FoSSEI Jawa Timur.

Selain itu, diungkapkan juga oleh para ketua KSEI bahwa KSEI-KSEI sangat berharap agar kepengurusan regional tahun ini dapat lebih baik dari sebelumnya, lebih mampu menggandeng KSEI dan mendampinginya.

“Tahun ini fokus utama dari FoSSEI Regional Jatim adalah merintis usaha mandiri karena hal ini menjadi PR dari kepengurusan-kepengurusan sebelumnya.” Tukas Akh. Nadhirin selaku koordinator FoSSEI Jawa Timur periode 2013/2014.

Semoga setahun kedepan semua harapan dan program kerja yang akan disusun dapat terlaksana dengan baik. Terima kasih atas kehadiran KSEI LISEI, ICON, CIES, ACSES, HIMA Ekis, HIMAESI, FORSEISK, segenap BPH FoSSEI regional dan KaFoSSEI.

0 komentar:

FoSSEI Jatim di Surabaya



Delegasi dari FoSSEI JATIM dalam Training Fundraising yang diadakan Dhompet Dhuafa Jatim hari sabtu-ahad kemarin berjumlah lima personil. Masing-masing dari KSEI LISEI 2 orang, Acses 2 orang dan Koreg sendiri.
Acara training fundraising yang bertujuan untuk memberikan pencerahan kepada para calon volunteer ini berlangsung dengan menarik. Untuk hari sabtunya para peserta diberikan pebekalan terkait Apa itu fundraising, Zakat dan Motivasi diri. Materi yang paling menarik adalah menurut penulis ketika penjelasan tentang Zakat luar biasa, disini pemateri mampu memaparkan dengan gambling bahwa zakat yang notabenenya kecil terbukti dapat menjadi instrument penggerak roda perekonomian.
more »

0 komentar:

#MuregJatim2013

#MuregJatim2013
#MuregJatim2013

Sejumlah delegasi KSEI-KSEI yang ada di Jawa Timur berkumpul kala itu. Bukan untuk demo kenaikan BBM tapi menghadiri acara MUREG (Musyawarah Regional Jawa Timur) yang bertempat di Universitas Negeri Jember.
Acara yang digelar selama dua hari ini berlangsung meriah. Di hari pertama tepatnya tanggal 15 Juni, diadakan seminar Nasional yang bertemakan tentang “Optimizing the Management of ZISWAF as an Instrument for Social Empowerment” dengan pembicara pertama oleh Bapak Fathurrazi selaku Dekan dari Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jember. Dengan pembawaan yang menarik, Beliau menyampaikan materi tentang Potensi zakat dan kaitannya dengan Problematika Kemiskinan di Jember. Disini dibahas mengenai adanya pengaruh BALSEM (Bantuan Langsung Tunai) terhadap pendapatan nasional. Selanjutnya materi kedua tentang Menakar Peran Amil dalam Mendayagunakan Potensi Zakat disampaikan langsung oleh direktur Lembaga Zakat RIZKI. “Jika Mahasiswa sekarang ditanya apa cita-cita, pasti banyak yang akan menjawab ingin menjadi Dokter, Polisi, Dosen dan lain-lain. Sementara itu sangat jarang yang mau menjadi Amil. Padahal kita butuh SDM yang berkualitas dalam hal penanganan zakat” ungkap Pak Ismed Senditama selaku founder dari RIZKI.
Muhammad Abdul Gofur dari KSEI Unej selaku ketua pelaksana acara MUREG ini mengatakan dalam sambutannya bahwa, diharapkan dalam acara ini nanti dapat terpilih para pengurus baru yang mampu mengemban amanah dengan lebih baik lagi.
Setelah Break ISHOMA, acara dilanjutkan dengan Musyawarah Regional yang dipimpin oleh presidium sidang sementara yaitu Muhamad Nadhirin (Presidium 1) dari CIES FEB UB, Pramudia (Presidium 3) dari SeFIS UTM, sementara itu presidium 2 (Ahmad Afif) dari HIMA ES IAIN Sunan Ampel berhalangan hadir.
Selanjutnya terpilihlah presidium sidang tetap dimana presidium 1 Akh. Moh. Deni Mustofa dari KSEI Acses Unair, presidium 2 Akh. Ahmad Hambali dari SeFIS UTM, dan presidium 3 Akh.Muhamad Nadhirin dari CIES UB.
Untuk hasil dari Mureg sendiri sebagai berikut :
Barokallah wa Innalillah, Hasil Mureg Jatim 15-16 Juni 2013 di Ksei Universitas Jember telah terlaksana dengan lancar dan menghasilkan keputusan;



Koreg FoSSEI Jatim 2013-2014         : Muhamad Nadhirin CIES UB
Tuan Rumah Rakereg                          : Himaesyi Univ. Yudharta Pasuruan
Tuan Rumah SET                                : CIOS ISID Gontor
Tuan Rumah Temilreg                          : Forseisk Stain Kediri
Tuan Rumah Mureg 2014                    : Cies FEB UB
Komsat baru                                       : Komisariat Kediri
KSEI baru                                           : HIMAESYA UTM
Selain itu KOREG sebelumnya Akh. Eka Adi juga menyampaikan terkait Kader FoSSEI terbaik periode 2012/2013 yang diraih oleh Akh. Riddan dari HIMAESYA UTM serta KSEI terbaik diraih oleh LISSEI UM.
“Mari kita bangun Ekonomi Islam di Jawa Timur bersama-sama, karena tugas ini bukan hanya kewajiban 1 orang saja tapi setiap muslim yang ada di Jawa Timur ini khususnya temen-temen pejuang ekonomi islam, ibarat sebuah lidi yang akan kesulitan untuk membersihkan halaman luas, namun ketika lidi-lidi itu dikumpulkan menjadi Sapu maka halaman itupun dapat dibersihkan dengan cepat”. Ungkap Muhamad Nadhirin selaku KOREG Jatim yang baru dalam sambutannya.
Alhamdulillah, semoga kepengurusan FoSSEI Jatim berikutnya bisa lebih baik dan semakin bermanfaat untuk ummat.




Ekonom Robbani, (Smakin) BISA!!!



0 komentar:

Road to #MuregJatim2013

Road to #MuregJatim2013
Road to #MuregJatim2013
Salah satu rangkaian acara Musyawarah Regional FoSSEI Regional Jawa Timur
Menghadirkan beberapa Praktisi dan Akademisi ahli di bidang Ekonomi Syariah
Dengan mengangkat tema besar
"Optimalisasi Manajemen ZISWAF sebagai Instrumen Pemberdayaan Masyarakat"

Segera daftarkan nama Anda dalam acara besar di bulan ini
Tanggal 14 Juni merupakan tanggal terakhir pendaftarannya
Hubungi Novi 089682016486 (tempat terbatas)

0 komentar: