Berawal dari Garam

 Masalah itu Biasa
Oleh: Laila Fitriani 
(Sekdept Public Relation)

      Suatu hari, di Desa kecil di sekitar Pantai Utara Pulau Madura, tinggallah seorang kakek yang bijak. Pada pagi itu, datang seorang pemuda bersama teman-temannya. Mereka datang ke pesisir utara untuk refreshing menikmati indahnya pantai Madura. Mereka suntuk karena sedang dirundung banyak masalah. Meskipun tiba di pantai, langkah mereka gontai dengan mimik muka yang ruwet. Tampaknya pantai yang begitu indah belum bisa membuat mereka fresh kembali.
     Melihat segerombolan pemuda yang nampak lesu, sang kakek menghampiri mereka. Kakek tersebut bertanya kepada mereka, dan tanpa membuang waktu para pemuda itu menceritakan masalah yang sedang membebani mereka. Kakek yang bijaksana itu mendengarkan dan menanggapi cerita mereka. Sampai pada akhirnya kakek itu pergi ke sebuah rumah tua di pinggir pantai dan kembali menemui rombongan pemuda itu dengan membawa segenggam garam dan segelas air. Dimasukkanlah garam tersebut ke dalam gelas yang berisi air, kemudian di aduk berlahan. Air garam tersebut diberikan kepada salah satu pemuda tersebut . “ coba minum ini, dan ceritakan bagaimana rasanya..” ujar kakek itu. “pahit, pahit sekali”. Jawab pemuda tersebut sambil meludah kesamping.
        Kakek itu tersenyum, kemudian kakek itu mengajak para pemuda tersebut untuk lebih dekat dengan air laut. Lalu kakek itu melempar semua garam yang ia gengganm ke dalam laut. Kemudian berkata “nak coba cicipi sedikit air laut ini, kemudian coba ceritakan kembali rasanya”. Pemuda itu mencicipi air laut itu, kemudian berkata “Air laut ini terasa asin kek”. Kemudian kakek itu berkata “Tenang dan sabarlah nak. Begitulah kehidupan, coba lihat betapa indahnya lautan ini, garam ibarat masalah yang selalu mengiringi setiap langkah kehidupan kita dan gelas serta lautan merupakan fikiran dan hati kita. Ketika garam itu terdapat dalam sebuah wadah yang kecil garam akan terasa pahit dan kurang begitu menarik, namun ketika garam itu berada di tempat yang besar artinya kita dapat berfikir bahwa garam itu adalah nikmat maka lautanpun akan semakin indah dan hati kita lebih lapang”. Begitu mendengar nasihat kakek, pemuda itu berenung sejenak dan berhasil melepaskan penatnya.
     Perlu kita ingat bahwa suatu masalah diciptakan untuk dihadapi bukan untuk dihindari. Masalah merupakan tantangan dari Allah yang diberikan pada kita, jika kita mengabaikan tantangan itu dan membiarkannya terbengkalai maka tantangan  itu akan menumpuk dan semakin menumpuk, akibatnya kita hidup kita tidak tenang, bahkan bisa membuat kita menjadi depresi bahkan stress. Lain halnya jika kita menghadapi masalah tersebut, selain mendapatan pengalaman atau pelajaran hidup yang luar biasa, dengan terselesaikannya masalah bisa membuat hidup jadi tenang. Dan masalah merupakan dot-dot (titik titik) langkah kita yang lama-lama akan menyambung menjadi suatu garis yang menghantarkan kita menuju kesuksesan. Karena kita yang sekarang adalah hasil dari dot-dot kita di masa lalu. Wallahua’lambishowab.-


" Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan HIKMAH dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik…."(Surat An Nahl[16] ayat 125)

0 komentar: