Wahai Pemuda, Harapan itu Masih Ada
Indonesia merupakan negara kepulauan
terbesar di dunia dengan bentang alam 5.120 km2 di sepanjang garis
katulistiwa. Terdiri atas 17.504 pulau dan memiliki perairan seluas 93.00 km2.
Indonesia juga kaya akan sumber daya alam, baik sumber daya alam yang dapat
diperbaharui (reneweble) seperti air,
tanah, tumbuhan dan hewan maupun sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui
(unreneweble) seperti minyak bumi, timah,
perak, emas, dan bahan tambang lainnya.
Iklim Indonesia adaah iklim tropis,
sehingga sangat cocok untuk flora dan fauna berkembang biak. Jenisnya pun
beraneka ragam. Sehingga sangat wajar jika dunia menjuluki Indonesia sebagai negara Megabiodiversity.
Kelaparan di
Lumbung Padi
Bagaikan bercermin di air yang
keruh, fakta tentang kekayaan Indonesia diatas tidak menggambarkan realita
kehidupan masyarakat yang tinggal di dalamnya. Per September 2012 lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan ada
sekitar 28,59 juga warga indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan, 11,60
% dari total warga negara Indonesia. Hal tersebut membuktikan bahwa kekayaan
alam Indonesia yang melimpah itu, ternyata hanya mengalir pada segelintir orang
tertentu. Hanya orang yang mempunyai modal banyak dan jabatan tinggi lah yang
bisa menikmatinya. Seharusnya, kekayaan alam Indonesia adalah milik seluruh
warga negara Indonesia.
Inilah produk dari sistem Ekonomi Kapitalis yang
berakar kuat di bumi pertiwi kita saat ini. Sehingga sangat tepat slogan “Yang
Kaya Makin kaya, Yang Miskin Makin Miskin” untuk menggambarkan kondisi
masyarakat Indonesia. Dengan produk utamanya pula yakni Bunga atau lebih
tepatnya dipanggil Riba, sistem kapitalis makin menjerat rakyat miskin di
Indonesia. Ironis sekali, rakyat Indonesia seakan kelaparan di dalam lumbung
padi.
Cahaya di
Gelapnya Malam
Islam adalah Rahmatan Lil ‘Alamin, rahmat bagi semesta alam. Kehadirannya
merupakan karunia terbesar yang ditunggu umat manusia. Islam akan menjawab
segala permasalahan yang dialami manusia. Termasuk permasalahan sistem ekonomi
yang hari ini membawa Indonesia ke jurang kesengsaraan.
Meskipun telah ada sejak zaman
Rasulullah, sistem penyelamat ini nampaknya telah dilupakan oleh manusia akibat
kekalahan Islam di masa lampau. Namun sekarang sudah hadir kembali di
tengah-tengah kita saat manusia telah dibuat sekarat oleh sistem ekonomi
kapitalis. Sistem ekonomi penyelamat ini adalah Ekonomi Islam. Kedatanganya
membawa cahaya, menerangi gelapnya malam bagai rembulan. Memberi petunjuk arah
bagi orang-orang yang tersesat dan memberi ketentraman kepada semua orang.
Bangkitlah Wahai
Pemuda !!!
Telah banyak dikisahkan dalam
Al-Qur’an tentang perjuangan para pemuda menegakkan kalimatullah dan
menghancurkan kedzaliman-kedzaliman yang ada. Nabi Musa misalnya, Rasul yang
dikenal kritis ini, bersama kaumnya menentang kesesatan dan kedzaliman yang
diaktori oleh Fir’aun. Dengan semangat mudanya serta atas bantuan Allah, Nabi
Musa dapat membinasakan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya. Serta terdapat kisah
para pemuda yang melawan kedzaliman yang Allah abadikan dalam surat Kahfi.
Pemuda adalah aset berharga suatu
bangsa untuk menyongsong peradaban yang gemilang. Pemuda juga selalu menjadi
tonggak dalam setiap sejarah manusia.
Di tengah terpuruknya Indonesia
akibat sitem perekonomian yang didominasi oleh sistem Kapitalisme, para pemuda
mencoba untuk menjadi the Leader of
Change. Dengan keyakinan bahwa Ekonomi Islam adalah satu-satunya solusi
yang dapat mengubah Indonesia menjadi lebih baik, terbentuklah FoSSEI atau Forum
Silaturahim dan Studi Ekonomi Islam. Dengan harapan dapat memasivkan Ekonomi
Islam ke seantero Indonesia demi membangun kesadaran kepada rakyat Indonesia
bahwa Ekonomi Islamlah yang akan menjadi penyelamat bangsa ini.
Pemuda Indonesia memang seharusnya
terus bergerak dan tetap menggaungkan perubahan untuk mengantarkan Indonesia
kepada masa puncak kejayaanya.
Harapan itu
Masih Ada
Perubahan merupakan suatu
keniscayaan, tinggal bagaimana kita menyikapinya. Kemauan yang kuat serta
kerja-kerja nyata akan dapat mewujudka perubahan yang diinginkan. FoSSEI selama
ini telah melakukannya, sehingga berbagai perubahan mulai nampak dan akan terus
menjadi penggerak perubahan. –insyaallah-
. Meskipun masih banyak tugas yang harus diemban, berbagai tantangan dan
rintangan yang harus diterjang, serta permasalahan-permasalahan yang harus
diselesaikan.
Ingat, Allah tidak menilai hasil dari
suatu pekerjaan. Tapi Allah menilai perjuangan atau proses dalam perjalanannya.
Meski terasa berat untuk merubah sistem ekonomi yang telah berakar kuat selama
berabad-abad ini dan meski merasa diri seakan tidak mempunyai daya dan upaya.
Teruslah berjuang, karena Harapan itu masih ada.
“ Janganlah kamu bersikap lemah,dan
janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling
tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman” (QS. Ali Imran [3] :
139)
Selama mata hari bersinar
Selama kita terus berjuang
Selama kita satu berpadu
Jayalah negeriku, jayalah.
Bangkitlah negeriku
Harapan itu masih ada
Berjuanglah bangsaku
Jalan itu masih terbentang
Wallahu a’lam
bisshawab
Oleh: Ahmad Hambali
KSEI SEFiS
Universitas Trunojoyo Madura
Universitas Trunojoyo Madura
0 komentar: